Mengawali hobi derkuku dari kelas murahan, sampai akhirnya sukses mencetak produk level nasional. Itulah yang dialami Joko Suprayitno, dekoemania Tulungagung. Berawal dari perkenalan dengan legenda hobi derkuku tanah air Yusuf Hasan KLM BF Ngunut Tulungagung, saat itu Joko mengaku hanya sebatas senang saja.

Belum muncul dalam bekandan pikiran untuk menjadikan derkuku sebagai hobi. Pelan namun pasti, Joko Suprayitno tetep saja menjadikan derkuku sebagai rutinitas tambahan disamping kegiatan wajib. Pernah juga Joko mendapatkan produk bagus dari KLM BF, meski itu bukan sebuah cita-cita.
Sampai akhirnya setelah lama berinteraksi dengan dedengkot derkuku asal Kelantan Malaysia yang kini sudah tiada, Joko akhirnya memutuskan untuk menjadikan derkuku sebagai kesibukan baru pada tahun 2019. Sejak saat itu, keseharian banyak digunakan untuk selalu berada dekat dengan hobi baru.
Seiring perjalanan waktu, ketika pandemi merajalela, Joko sempat telljugabterk3na imbas. Namun semua itu bukan halangan untuk terus berjuang menuntaskan misi, mencetak produk unggulan. Berbagai materi yang dinilai bagus dan memberikan peluang serta kesempatan menggapai impian, jadi perburuan.

Sehingga kini kandang ternak yang berjumlah 25 petak, dihuni oleh indukan dengan latar belakang berbeda dan dadi beberapa peternak. Soal kriteria indukan yang harus masuk menjadi penghuni kandang ternak, bagi Joko tidak ada yang harus spesial, yang terpenting tipikal suara harus sesuai dengan selera dan tipe yang sedang diburunya.
Sebaliknya untuk trah darah, bagi Joko itu tidak menjadi sebuah prioritas meski harus tetap mendapatkan perhatian. “Untuk soal suara, saya sangat menjadikan faktor utama, sedangkan untuk trah bagi saya faktor berikutnya karena saat ini trah suara sudah banyak terdapat di berbagai peternak,” terang Joko Suprayitno.
Artinya bahwa kalau mencari trah, maka setiap peternak pasti memilikinya karena trah sudah menyebar ke beberapa peternak. Itulah alasan Joko mengapa menjadikan kriteria suara sebagai faktor utama saat memburu calon indukan untuk kandang ternak. “Saat ini trah sudah campur aduk, sehingga setiap peternak pasti sudah memilikinya. Sehingga saya lebih memilih kriteria suara untuk bahan ternak,” sambung Joko.

Apa yang dilakukan dengan metode tersebut, ternyata tidak sia-sia. Jika sebelumnya SJ Bird Farm hanya bisa mencetak derkuku kelas lokalan, kini sebaliknya. SJ Bird Farm sudah naik level sebagai peternak sukses yang berhasil menghasilkan produk unggulan level nasional. Salah satu bukti adalah hadirnya Pinayungan, derkuku bergelang SJ.
Prestasinya tidak main-main. Dalam Liga Derkuku Indonesia 2023, Pinayungan sukses menembus podium ketiga dalam Klasemen Akhir peraih poin tertinggi ketiga. Hasil ini tentu menjadi sebuah prestasi yang tidak bisa dianggap enteng. “Alhamdulillah, saya berhasil mengorbitkan Pinayungan ke Liga Derkuku Indonesia tahun 2023 sebagai peraih juara ke tiga di Kelas Dewasa Senior. Hal yang harus saya syukuri,” ungkap Joko.

Produk lain yang tidak kalah hebatnya adalah Jawani. Prestasi yang berhasil diraih adalah saat tampil dalam gelaran Lomba Derkuku Tingkat Nasional Paku Alam Yogyakarta. Turun pada Kelas Pemula berhasil merebut juara ketiga. Nama lain derkuku bergelang SJ adalah Santri Pekok, soal prestasi juga tidak bisa dianggap enteng.
Nama lain adalah Blokosuto, prestasinya terukir dalam gelaran latber di Tulungagung dan Blitar sebagai peraih juara pertama. Dengan rentetan prestasi inilah, Joko Suprayitno berharap agar bisa mencetak produk unggulan yang bisa dibanggakan. “Harapan tetap ada untuk bisa kembali menghasilkan derkuku kelas lomba nasional. Mudah mudahan saja keinginan ini bisa terwujud,” doa Joko Supriyanto mengakhiri obrolan.