Nama besar H.Yusuf Hasan atau yang lebih akran dipanggil Bang Yusuf, memang tidak mudah untuk dilupakan bagi kalangan peternak, pelomba dan penghobi burung derkuku tanah air. Sosok satu inilah yang awalnya membawa derkuku Kelantan hingga pada akhirnya terjadi perubahan tipe suara derkuku dari lokal menjadi seperti yang saat ini bisa dinikmati.

Lewat KLM Bird Farm Ngunut Tulungagung miliknya, H.Yusuf Hasan mempopulerkan suara derkuku import yang diboyong langsung dari Kelantan menuju Indonesia. Sepeninggal Bang Yusuf tahun 2019 lalu, nama KLM Bird Farm tidak akan bakal hilang. Pasalnya ada pihak yang meneruskan eksistensi KLM Bird Farm.
Dia adalah Herlambang, anak dari istri sambung Almarhum. Herlambang mengaku meneruskan apa yang sudah pernah dilakukan almarhum. “Saya memang akan meneruskan apa yang sudah di amanahkan almarhum, bukan hanya derkuku tetapi juga perkutut. Saya tetap menggunakan nama KLM tetapi saya tambahi dengan kata New,” terang Herlambang.

Saat ini New KLM Bird Farm menempati lokasi di Desa Sambidoplang Sumber Gempor Tulungagung. Diceritakan oleh Herlambang bahwa saat proses kepindahan kandang ternak pada 2018, ketika itu hanya berjumlah 1 indukan untuk derkuku dan 14 pasang perkutut. Indukan derkuku yang dimaksud adalah Bintang KLM, jawara yang pernah orbit dengan prestasi apik.

Seiring perjalanan waktu, ketika hobi derkuku semakin ramai, almarhum akhirnya memutuskan untuk menambah indukan langsung dari Kelantan. “Pada saat hobi derkuku mulai remain, almarhum akhirnya pulang ke Kelatan mencari indukan untuk menambah jumlah kandang. Total indukan yang akhirnya didatangkan berjumlah 17 ekor,” ungkap Herlambang.
Rinciannya terjadi pengiriman sebanyak dua kali melalui seorang kurir asal Thailand, pengiriman pertama berjumlah 10 ekor dan pengiriman kedua berjumlah 7 ekor. Dari indukan tersebut akhirnya dilakukan proses pengembangan sampai akhirnya New KLM Bird Farm kini sudah memiliki sebanyak 15 petak kandang.

“Alhamdulillah saat ini New KLM sudah punya 15 kandang ternak, indukan yang dipakai didapat dari pengembangan anakan dari indukan import dan juga beberapa kolaborasi dari peternak, seperti JBKRM Kediri. Kami saling melengkapi, kalau JBKRM saya ambil lagu, irama dan ujung, sedangkan KLM ambil suara besar dan tebal,” sambung pria yang juga seorang guru.

Lewat kolaborasi dan hasil pengembangan sendiri, kini Herlambang mengaku sudah bisa merasakan peningkatan kualitas produk ternak. Beberapa stok yang sudah parkir di kandang ternak, dinilai sudah masuk dalam kategori untuk burung lomba. Soal kualitas, dikatakan tidak perlu diragukan lagi dan bisa dibuktikan.
“Produk yang berhasil saya kembangkan, anak-anaknya punya kualitas bagus, suara besar, ngayun dan ujung. Ada beberapa peternak yang kepincut dengan salah satu produk berjenis betina, tetapi belum mau saya lepas, karena akan dikembangkan terlebih dahulu agar bisa lebih bagus hasilnya,” papar pria bernama lengkap Budi Herlambang.

Bahkan dirinya mengaku sudah mempersiapkan amunisi yang akan diturunkan ke lapangan pada saat moment yang pas dan tepat. “Target saya kan ingin mengembalikan kejayaan hobi derkuku seperti dulu lagi dan bisa mengulang sukses yang pernah terukir beberapa tahun lalu lewat produk ternak sendiri.
Guna merealisasikan keinginan tersebut, selain focus pada kandang ternak dengan pengembangan yang dilakukan, markas New KLM juga dilengkapi dengan fasilitas untuk ngerek burung. Ada sekitar dua blok kerekan yang siap pakai dan sudah seringkali digunakan untuk kegiatan lomba dan juga latihan bersama.