Indukan Derkuku Susah Ngeram

Indukan Derkuku Susah Ngeram – Salah satu kasus breeding yang sering dijumpai peternak adalah indukan nakal yang susah mengeram atau tidak mau mengerami telurnya sendiri.
Untuk mengatasai masalah tersebut sebaiknya peternak segera memindahkan telur yang baru berusia dua hari ke baby sister, atau ke derkuku babuan.
Indukan Derkuku Susah Ngeram
Indukan derkuku yang susah ngeram karena indukan derkuku memang sulit beradaptasi dengan kandang yang ditempati dan kedua biasanya karena karakter individu indukan derkuku tersebut memang terbilang “bandel’.
Faktor tersebut memang dominan terhadap indukan derkuku yang susah mengerami dan kejadian tersebut banyak membuat peternak benar-benar kebingungan, sebab sebagian peternak akan tetap mempertahankan kedua indukan derkuku tersebut apalagi kandang tersebut adalah kandang-kandang favorit.
Namun setelah ditunggu sampai beberapa kali bertelur tetap saja indukan derkuku tersebut ogah mengerami telurnya.
Cara Mengatasi Derkuku Susah Ngeram
Untuk mengatasi indukan derkuku yang sulit untuk beradaptasi dengan kandang ternak sebaiknya dipindahkan ke kandang lain, sebab ada indukan derkuku yang memang manja untuk menempati kandang ternak yang nyaman dan terbebas dari ganguan, nah jika indukan derkuku masuk kategori ini jelas peternak harus berpikir bagaimana mengatasinya.
Faktor Derkuku Susah Ngeram
1. Kasus yang utama
adalah kenakalan indukan derkuku jantan yang usil dan selalu menganggu betina saat mendekati susuan/petarangan sehingga indukan betina menjadi ogah juga mengerami. Jika kejadian ini dibiarkan lebih dari tiga hari maka telur bisa saja dibuang atau malah bibitnya menjadi rusak.
2. Kasus yang kedua
adalah karakter individu indukan tersebut memang terbilang “bandel’ dan tidak mau bersusah mengerami telur yang sudah dihasilkan. Walau mereka sudah jodoh dan kawin mereka akan berulah saat harus mengerami telur yang dihasilkan, biasanya pejantan yang berulah menganggu betina ketiak hendak mendekati telur.
Indukan Derkuku Susah Ngeram
Untuk itu mengatasi kedua faktor tersebut sebaiknya memindah telur yang dihasilkan agar tidak dibuang dan bibitnya rusak karena tidak dierami oleh indukannya.
Pastinya untuk melihat jika kedua pasangan indukan tersebut “bandel” tidak mau mengerami telurnya ketika sudah bertelur keduanya tidak mau mendekati sarangnya. Ada juga temuan indukan derkuku yang justru membuang telurnya secara ngawur dan tidak dipetarangan sehingga telur tersebut sampai pecah.
Nah kedua faktor ini memang alami sehingga peternak harus benar-benar bisa mengetahui detail indukan indukan yang berkarakter demikian.