Latber Puter Pelung KPK Agustus Surabaya
Mulai Diminati Mania Luar Kota
Lapangan KPK (Komunitas Puter Kebonsari) Surabaya yang selama ini dijadikan tempat nongkrong mania puter Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto, nampaknya mulai dilirik mania kota lain. Dalam gelaran gantang bareng pada Sabtu 04 Agustus 2018, tercatat ada nama peserta asal kota Sampang, Krian, Magetan dan Ponorogo. Hidayat, peserta asal Sampang Madura mengaku sangat terkesan dengan agenda rutin yang dilakukan komunitas di Surabaya ini.

“Saya salut atas kekompakan dan semangat rekan-rekan yang aktif untuk selalu melakukan pertemuan sambil gantang burung puter,” jelas Hidayat. Kondisi inilah yang membuat dirinya merasa ingin selalu hadir guna memberikan apresiasi sekaligus dukungan. “Tujuan saya datang ke lokasi ini memang bukan semata-mata untuk melombakan puter pelung, tetapi agar bisa bersilaturrahim dengan sesama penghobi,” lanjutnya.

Anshori Krian, yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki dilokasi KPK merasa bahwa apa yang dilakukan rekan-rekan komunitas ini untuk menghadirkan gelaran rutin patut mendapatkan contoh daerah lain. “Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi awal kebangkitan hobi puter pelung di Jawa Timur dan bisa menginspirasi daerah lain yang belum bisa menggelar kegaitan yang sama,” kata Ansori.
Bambagn Supriyanto, ketua P4SI Pengda Jawa Timur yang menyempatkan hadir dalam kegiatan ini mengaku bangga terhadap panitia. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia KPK yang telah membantu menyemarakkan hobi puter pelung di Surabaya dan sekitarnya. Mudah-mudahan rekan-rekan di KPK tidak bosan untuk terus menggelar acara yang sama,” terang Bambang Supriyanto.

Meski kegiatan ini sifatnya local, namun semangat rekan-rekan di KPK untuk terus eksis, dinilai Bambang akan menjadi awl yang baik untuk perkembangan hobi puter pelung. Bahkan Bambang berharap agar nantinya kegiatan seperti ini akan diikuti oleh kota-kota lain dengan melakukan hal sama.

H.Hayat mania asal Surabaya mengakui bahwa kegiatan ini akan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk ikut serta dalam menyemarakkan hobi. “Hobi akan lebih berwarna dan terasa ketika ada wadah yang bisa menampung sekaligus menyalurkan kegiatan tersebut, saya kira lokasi seperti ini akan menjadi sarana bagi penghobi untuk menyalurkan hobinya,” jelas H.Hayat.
Echwan Riwayadi selaku penanggung jawab kegiatan di KPK mengaku bahwa semua kegiatan yang selama ini tergelar karena dukungan dan semangat dari rekan-rekan penghobi. “Saya sebenarnya hanya menyediakan tempat dan lokasi, rekan-rekan penghobi dan peternak inilah yang membuat lokasi ini menjadi ramai,” terang Echwan.

Sementara itu, dari dalam lapangan diinformasikan bahwa persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru. Awalnya, puter pelung yang digantang tidak mampu menunjukkan performanya. Salah satu alasan menurut peerta adalah kondisi hawa yang begitu dingin sehingga membaut puter pelung mengalami fase penurunan performa.
Tidak banyak peserta yang digantang mengeluarkan suara. Hanya beberapa saja yang terlihat tampil meski belum maksimal. Namun memasuki babak akhir performa burung mulai terlihat. Nyaris seluruh puter pelung yang digantang mampu menunjukkan kualitasnya. Juri yagn awalnya sedikit santai, kali ini harus bekerja keras untuk memberikan nilai.

Sampai pada akhirnya, setelah melalui empat babak penjurian, Mohammad Arifin, puter pelung orbitan Bambang Supriyanto Sidoarjo ring Bams’2G yang digantang pada nomor 39 dinyatakan sebagai juara pertama. Disusul kemudian Kaka pada gantangan 37 ring Hanaya 117 dan Skrup pada gantangan 18 ternakan FLA 165, keduanya milik Rossy R3P Surabaya pada urutan kedua dan ketiga.
Dalam gelaran kali ini panitia sengaja memberikan doorprize berupa nasi bebak songkem bagi 10 peserta yang hadir duluan. Langkah ini dilakukan untuk membuat suasana semakin gayeng dan heboh. Doorprize berupa seekor burung derkuku juga menjadi bagian dalam peruntungan yang didapat peserta.