Latber Nglaras Derkuku KPK Surabaya

Latber Nglaras Derkuku KPK Surabaya

Latber Nglaras Derkuku KPK Surabaya

Derkuku Digantang, Siapa Takut

 

Latber atau lomba derkuku selama ini identik dengan cara dikerek. Namun apa yang dilakukan panitia Latber Nglaras Derkuku Surabaya, berbeda jauh dengan apa yang selama ini sudah menjadi tradisi hobi derkuku. Eko Purnomo selaku pencetus ide menciptakan nuansa baru even derkuku, membuat gelaran latber derkuku dengan cara digantang.

Dukungan besar diberikan dalam acara Latber Nglaras Derkuku KPK Surabaya

Awalnya tidak sedikit yang merasa bingung, tidak percaya bahkan menganggap hal itu sebagai kegiatan gila. Namun apa yang selama ini menjadi keraguan, ketakutan dan kekhawatiran langsung musnah ketika melihat gelaran latber Nglaras derkuku yang digelar digantangan KPK Surabaya.

“Kami mencoba membuat nuansa baru, jika selama ini derkuku dikerek, maka kali ini derkuku yang bakal dinilai, harus digantang, makanya saya namai kegiatan ini sebagai eksebishi,” jelas Eko Purnomo. Meski kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya dihelat, namun bisa berlangsung lancer dan sukses.

Diakui oleh Eko Purnomo bahwa karena merupakan agenda perdana, tidak banyak derkuku yan gmau tampil, bahkan kalaupun ada yang tampil, ternyata tidak bisa maksimal. Arief juri asal Kertosono Jawa Timur yang sengaja dihadirkan mengakui bahwa kinerja burung banyak yang tidak maksimal.

Penyerahan hadiah bagi pemenang

“Derkuku biasanya dikerek tapi kali ini digantang, makanya kerjanya kurang maksimal,” terang Arief. Kendala lain kurang maksimalnya kinerja juri adalah sirkulasi udara di lokasi latber kurang bagus. “Andai sirkulasi udara bisa lebih bagus, mungkin bisa mengangkat kerja burung yang digantang,” lanjut Arief.

Dari sekitar 50 nomor gantangan yang tersedia, hanya 30 ekor burung yang berhasil diikutkan. Maklumlah, selain persiapan yang mepet sehingga banyak yang belum mengetahui adanya informasi tersebut, juga masih ada beberapa dari mereka yang masih ragu. Namun setelah mereka menyaksikan sendiri, acara tersebut, ternyata respon yang muncul cukup besar.

Peserta yang berhasil meraih juara menerima hadiah

“Alhamdulillah kegiatan gantang derkuku mendapatkan respon bagus dari rekan-rekan sekitar Surabaya, seperti Sidoarjo dan Mojokerto. Mereka ingin agar kegiatan ini digelar kembalid an mereka siapa mendukung penuh,” lanjut pemilik RBN Bird Farm Surabaya. Salah atu peserta asal Mojokerto yang siap mendukung acara selanjutnya adalah Sumarno Smart Bird Farm.

“Untuk acara selanjutnya kami dari Mojokerto siap mendukung kegiatan seperti ini. Bagi kami inilah jalan untuk menyalurkan hobi,” papar Sumarno. Eko Purnomo bersyukur, misi pertama untuk menjaring peserta lebih banyak, akhirnya mendapatkan respon luar biasa. Tidak hanya dari masyakarat Surabaya, tetapi juga dari luar kota seperti Tulungagung, Wates Kediri, Blitar yang dipimpin langsung oleh Sunaryo TGR, Gresik dan Sidoarjo serta Surabaya sendiri.

“Sebagai seorang mania, saya harus selalu mendukung kegiatan untuk menyemarakkan hobi derkuku, makanya saya ajak rekan-rekan TGR untuk meramaikan acara yang dibuat Pak Eko bersama rekan-rekannya,” terang pemilik Arumania BF Wates Kediri.

Eko Purnomo, ketua panitia memberikan hadiah untuk pemenang

Untuk itulah dirinya mengaku, gelaran selanjutnya akan dibuat lebih bagus lagi, semisal akan ada acara shaaring antara peserta dan juri dengan harapan ada pemahaman suara derkuku dan memilih derkuku, baik derkuku kelas pemula, yunior ataupun senior. Diharapkan dengan pemahaman ini nantinya peserta tidak salah memilih kelas yang akan diikuti.

Lebih lanjut Eko mengatakan bahwa acara ini sengaja digratiskan untuk mengukur seberapa bagus respon yang diberikan oleh calon peserta. Dan ternyata luar biasa, bahkan ada beberapa peserta yang siap untuk tetap mendukung meski nantinya untuk gelaran berikutnya, setiap peserta akan dikenai biaya pendaftaran.

 

administrator

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *