Lomba Derkuku Bupati Bantul Cup 2018 Yogyakarta
Dihadiri Bupati Suharsono, Bendera Empat Warna Antar Narasoma, Basudewa
dan Ontoseno Raih Podium Pertama
Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku Bupati Bantul Cup I Yogyakarta benar-benar menjadi even yang menyuguhkan drama perebutan posisi kejuaraan. Kondisi cuaca hujan yang sempat menyapa sebelum acara dimulai, menjadikan para dekoemania sempat was-was dan khawatir. Terlebih menjelang detik-detik pengerekan, curah hujan yang mulai mereda masih menjadi hal yang belum bisa dihilangkan dalam pikiran mereka.

Acara yang dijadwalkan bisa berlangsung tepat jam 08.00 wib, akhirnya molor beberapa menit. Setelah babak pertama memasuki separuh penjurian, cuaca berangsung-angsur cerah. Sinar matahari yang awalnya tidak nampak dipermukaan, lambat lain mulai menyapa seluruh dekoemania yang hadir di lapangan.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Bantul Drs.H.Suharsono. Dalam sambutannya, Suharsono mengaku mendukung penuh kegiatan hobi derkuku. “Saya mengenal hobi derkuku dari Pak Yanto (H.Yusuf Haryanto, red). Beliau ini adalah teman dekat saya. Saya berharap dengan kegiatan semacam ini bisa terus menjaling silaturrahmi dengan sesame penghobi,” papar H.Suharsono.

Bahkan Bupati Bantul tidak hanya dilaksanakan sekali saja. “Saya siap mendukung kegiatan lomba derkuku. Jika membutuhkan bantuan, atau apapun yang berkenaan dengan hobi derkuku, mohon langsung disampaikan kepada saya atau lewat Pak Yanto. Saya harap lomba ini bisa digealr setiap tahun,” tambahnya.
Respon bagus untuk mendukung gelaran lomba derkuku, langsung disambut apllaus dari para peserta. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bantul, Bapak Drs.H.Suharsono yang telah bersedia memberikan lahan untuk dipakai lomba derkuku serta ucapan terima kasih yang mau mendukung semarak hobi derkuku,” terang Moh.Makrus, Ketua PPDSI Pusat.

H.Yusuf Haryanto yang menjadi penyambung mengatakan bahwa inilah saatnya hobi derkuku bisa lebih semarak lagi karena mendapatkan dukungan dari Bupati Bantul. “Ayo kira ramaikan hobi derkuku karena dukungan untuk kita mulai berdatangan. Manfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa hobi derkuku masih tetap eksis,” tegas pemilik Gendang Mataram, derkuku legendaris.
Sementara itu, persaingan didalam arena berlangsung seru dan menegangkan. Hawa panas yang akhirnya muncul semakin menambahkan greget persaingan perebutan posisi terdepan. Menurut beberapa coordinator juri mengaku bahwa performa burung-burung yang dilombakan saat ini bagus-bagus.

“Saya akui penampilan burung kali ini bagus dan hampir sama. Makanya butuh ketelitian seorang juri dan coordinator untuk menentukan posisi juara agar tidak sampai salah menempatkan urutan daftar kejuaraan,” kata Arief coordinator juri asal Kertosono Jawa Timur. Hal senada dilontarkan Siswo, coordinator juri asal Solo.
Menurutnya perbedaan tipis para peserta, memang membuat kerja juri harus ekstra hati-hati dan teliti. Karena salah sedikit maka akan berdampak pada perolehan juara. “Kali ini burung tampil bagus, makanya juri dan coordinator harus jeli memilih burung mana yang benar-beanr layak,” jelas Siswo.

Setelah menjalani empat babak tanpa hambatan cuaca, dinobatkan sebagai juara pertama di Kelas Senior adalah Narasoma. Derkuku orbitan B2W BF Yogyakarta yang dikerek pada nomor 89, menuju podium pertama setelah beradu ketat dengan Kanjeng, andalan Koh Liang Jakarta.
Kemenangan Narasoma produk B2W ataupun Kanjeng ternakan YNT, sama-sam meraih nilai yang tidak beda. Keduanya mendapatkan nilai bendea 5 warna babak pertama. Sedangkan babak kedua, ketiga dan keempat, bendera 6 warna tertancap dimasing-masing kerekan yang ditempati.

Namun setelah dilakukan rekapitulasi dari masing-masing kelebihan yang dimiliki, akhirnya Narasoma berhasil menjadi yang pertama karena nilai tengah lebih bagus dari Kanjeng. Narasoma mendapatkan nilai tengah 9 sementara Kanjeng hanya ¾. “Alhamdulillah, Narasoma masih mau bunyi meski cuaca sempat mendung dan hujan,” kata H.Bambang Widiatmoko yang mengawal langsung burung produk ternaknya.
Begitu juga pada posisi ketiga dan keempat. Terjadi perebutan posisi antara Samiaji milik Sugiarto Karawang dan Rere andalan Sunaryo TGR Kediri. Empat babak sama-sama mendapatkan nilai bendera 5 warna. Namun setelah direkap kelebihan dari masing-masing burung, perekap memutuskan Samiaji ring GIE 008 sebagai juara ketiga dan Rere ternakan B2W 2111 juara keempat.

“Tidak sia-sia saya datang jauh-jauh dari Karawang dan berhasil memasukkan Samiaji diposisi ketiga daftar kejuaraan kelas Dewasa Senior. Mudah-mudahan kedapan bisa tetap bertahan,” jelas Sugiarto. Sedangkan Sunaryo mengaku bangga dengan hasil ini. “Saya tidak menyangka Rere bakal bisa unjuk kebolehan di Kelas Senior, sebab selama ini Rere merupakan burung yang turun di Kelas Pemula dan baru kali ini saya turunkan langsung ke Senior,” papar Sunaryo.

Di Kelas Yunior, Basudewa andalan sekaligus produk B2W BF tampil sebagai juara pertama tanpa ada perlawanan. Bendera 6 warna yang ditancapkan pada kerekan 79 miliknya pada babak kedua, ketiga dan keempat, memastikan sebagai peraih podium pertama. Tanjung Anom, pendatang baru yang ikut ambil bagian dalam kelas ini hanya meraih podium kedua setelah bendera 6 warna tertancap persisi pada kerekan 31 miliknya pada babak keempat.

Bangsawan orbitan Kho Liang Jakarta pada kerekan 71 tak bisa berbuat banyak karena hanya meraih bendera 5 warna empat babak berturut-turutn. Trophy juara ketiga akhirnya berhak dibawa pulang. Sementara itu di Kelas Pemula, Ontoseno orbitan Sigit Priyono ring SGT 21 membuat kejutan. Raihan bendera 6 warna pada babak kedua dan keempat yang tertancap pada nomor kerekan 155 miliknya, membuat lawan tak berkutik.

Juara pertama secara otomatis menjadi miliknya. Diikuti oleh Den Bei andalan H.Widodo Bekasi ring HWD diurutan kedua dengan raihan bendera 5 warna empat babak berturut-turut pada kerekan 141 dan Prabu milik H.Widodo Bekasi ring HWD menyusul pada tempat ketiga dengan bendera 5 warna babak kedua, ketiga dan keempat.