Rekor Transaksi 2019, Piyik Usia 15 Hari Dibandrol Rupiah Delapan Digit
Firly Putra Kelantan Tulungagung Take Over Anak Rindu Adem JBKrm Kediri
Firly, putra mending Zul pemilik Putra Kelantan Bird Farm Ngunut Tulungagung yang meneruskan hobi sang ayah, kali ini mencatat rekor transaksi dengan mentake over piyik produk ternak JBKrm Bird Farm Kediri yang belum berusia sekitar lima belas hari dengan nilai rupiah delapan digit. Tidak disebutkan pasti angka yang disepakti untuk mendapatkan burung tersebut.
“Alhamdulillah, keinginan saya untuk mendapatkan burung produk JBKrm Kediri akhirnya kesampaian. Angka yang kami sepakati lumayan besar meski saya belum pernah dengar suaranya karena usianya memang baru sekitar lima belas hari,” jelas Firly. Hal senada dilontarkan Abd.Karim sang pemilik JBKrm.
“Memang benar, Firly baru saja mengambil anakan dari salah satu anakan dari kandang saya. Soal angka berapa yang disepakati saya tidak bisa mengatakan, pokoknya lumayan besar untuk ukuran burung yang masih belum bisa bunyi,” terang Abd.Karim. keberanian Firly mengambil alih kepemilikan produk tersebut memang sangat beralasan.
Menurutnya faktor pertama mengapa dirinya berani ambil anakan tersebut adalah bahwa ia tahu betul prestasi sang indukan yakni Rindu Adem yang merupakan derkuku kelas lomba. Beberapa kali tarung yang dilakukan Rindu Adem selalu sukses menembus urutan lima besar daftar kejuaraan.
“Saya pantau terus Rindu Adem yang merupakan indukannya, prestasinya bagus. makanya saya ambil anakannya. Namun saya yakin bahwa burung ini punya prospek bagus kedepannya,” lanjut Firly. Alasan lain adalah dikemukakan Heri sang paman yang punya andil besar mengawal Firly dalam meneruskan hobi sang ayah.
“Sebenarnya saya gambling saya, namun saya punya alasan kuat. Selain materi indukan bagus saya juga melihat katuranggan yakni pada bagian hidung yang dimiliki burung ini bagus, sehingga feeling saya mengatakan bahwa burung ini bakal menjadi calon jawara,” ungkap Heri. Alasan berikutnya yang membuat Firly ataupun Heri berani ambil keputusan adalah bahwa transaksi ini bukanlah yang pertama kali.
“Kami mengambil anakan dari Pak Karim sudah empat ekor. Mayoritas kami ambil pada usia piyik. Dua diantaranya sudah terpantau dan saya yakin bisa dilomba untuk kelas Senior. Sedangkan dua yang lain masih belum bunyi karena usianya belum cukup umur. Namun saya yakin keputusan kami mudah-mudahan tidak meleset,” kata Heri lagi.
Abd.Karim mengaku tidak bisa menolak ketika Heri dan Firly berusaha mengambil alih anak Rindu Adem. “Saya sudah sarankan pada mereka untuk menunggu sampai burung ini bunyi, namun mereka tetap pada keputusan untuk mengambilnya. Namun saya tetap akan memberikan jaminan, jika ternyata kualitasnya nanti kurang sesuai, maka saya siap untuk menggantinya,” papar Abd.Karim.
Dikatakan olehnya bahwa Rindu Adem adalah burung andalannya yang sudah malang melintang diberbagai lomba. Prestasinya yang bertahan diposisi lima besar, membuat nama derkuku bergelang JBKrm 393 masuk daftar jawara yang selalu diperhitungkan. Bahkan menurut Abd.Karim Rindu Adem pernah ditawar oleh dekoemania Tulungagung dengan angka Rp 35 juta.
Pasca turung di lomba Susi Cup Surabaya beberapa waktu lalu, Rindu Adem langsung masuk kandang untuk menjalani masa kawin bersama pasangannya yakni JBKrm 08 di kandang 14 JBRkm Bird Farm Kandat Kediri. Baru saja mengeluarkan anakan satu ekor dari dua telor yang dihasilkan, Firly dan Heri langsung memboyongnya.