Kranggan Bekasi, Jawa Barat – Perkembangan komunitas derkuku ditengah era new normal pandemi covid 19 ternyata tidak menyurutkan para dekoemania Dejabotabekar untuk menggantang burung jagoannya dalam even lomba Liga Derkuku Jakarta Putaran 3 yang digelar minggu 21 Juni 2020 bertempat di Kythavin Bird Farm jalan Raya Kranggan Bekasi.
Dari 84 buah gantangan yang tersedia, 70 buah gantangan telah terisi, hal ini membuktikan bahwa dekoemania wilayah barat sudah kangen akan event lomba derkuku yang sempat vakum hampir 2,5 bln.
Dalam lomba ini selain dihadiri oleh muka-muka lama, juga Alhamdulillah dihadiri banyak pemain muka baru. Dan yang menarik adalah para pemain pemula tersebut tidak saja muka baru, tetapi memiliki jagoan yang terbilang bagus. Lihat saja nama Bapak Sukir, Sonny dan Johan Candra yang jagoannya bisa bertengger didaftar perolehan piala kelas Pemula.
Suara Angin membabi buta di kelas Senior
Debutan baru Cak Hari ring Suara Sakti 101 kali ini bisa unjuk gigi dilomba ini, burung ini punya mental bagus, berani figter dilapangan full 4 babak. 1 babak diantara 4 babak tersebut meraih bendera koncer 5 warna, dan ini diraih dlm babak ke 4. Kesuksesan Suara Angin ini sebenarnya lebih diuntungkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya pesaing-pesaing yang biasanya beringas dilapangan, contoh Den Bey besutan H. Widodo yang kali ini kurang figter dilapangan alias kurang gacor, mungkin karena si empunya tidak menemani dilapangan karena ada keperluan keluarga di Bandung.
Dan juga jagoan-jagoan handal semisal Isabella Jawara handal dari Karawang pemilik SS BF dan Raja, Bandoro salah satu besutan Koh Liang yang absen dikelas senior ini menjadikan Suara Angin melenggang mulus di tahta puncak Kelas Senior; begitu komentar Cak Hari saat ditemui disela-sela lapangan lomba siang tadi.
Ada pesaing yang cukup menggigit adalah burung baru Solikhudin bernama Perwira dan Astagina yang bagus disuara ujungnya, menyabet 4 warna dari 4 babak. hanya karena kalah perolehan 1 babak 5 warna, akhirnya harus rela tahta juara diserahkan ke Suara Angin.
Dikelas Yunior, tidak kalah serunya, jagoan anyar H. Aris bernama Wisnu, bersaing ketat dengan Raja Banjar milik Solikhudin juga saling berkejaran meraih poin dari babak ke babak dengan Rossy pembalap jagoan gres HWD BF. Hanya karena jam terbang serta burung masih muda, akhirnya si Rossy, Raja Banjar, harus merelakan juara ke Wisnu sebagai pemuncak juara Yunior dalam lomba ini.
Untuk kelas pemula kali ini tidak begitu menarik, entah kenapa burung-burung pada duduk manis di tangkringannya masing-masing, enggan melantunkan suara merdunya. Padahal cuaca sangat mendukung untuk figter karena tiada angin dan cuaca cukup bagus untuk kerja burung. Akhirnya burung milik Darwanto Kediri bernama Babon Lemu melenggang sendirian tanpa perlawanan yang berarti dari burung-burung yang berlaga di kelas pemula ini.
Ketua Panitia dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas partisipasi dekoe mania Dejabotabekar yang menyempatkan hadir dalam lomba ini, dan juga atas nama segenap panitia, Cak Hari mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak sponshorsip Phoenix yang membantu terselenggaranya lomba ini sukses.
Akhirnya panitia juga meminta maaf bila dalam penyelenggaraan ini masih banyak kekurangan, dan Cak Hari meminta sangat kritikannya dari para dekoemania agar kedepannya lebih sukses lagi.