Mayang Seto Raih Best Of the Best di TGR Cup Kediri
H.Loekman, dekoemania Surabaya terseyum lebar ketika Mayang Seto, orbitan miliknya dinyatakan sebagai peraih predikat Best Of the Best (BOB) dalam gelaran lomba burung derkuku TGR Cup I Kediri, Minggu 01 Juli 2018. Menempati nomor kerekan 67, Mayang Seto dinilai dan layak menyandang predikat sebagai juara BOB.

Beberapa juri dan koordinator mengaku bahwa secara kualitas burung ini bagus, namun kurang gacor, sehingga dalam perebutan posisi kejuaraan di Kelas Senior, derkuku bergelang B2W 2299 ini hanya meraih posisi runner-up. “Burung pada kerekan 67 lagunya senggang-senggang, irama antar anggung memiliki interval yang bagus serta didukung oleh ujung yang luar biasa. Pokoknya komplit,” papar Arief koordinator asal Kertosono Keduru Jawa Timur.
Masih menurut Arief, cuma pada saat tampil dilapangan, burung tersebut kurang gacor atau kurang stabil. Ali coordinator asal Yogyakarta mengaku hal tersebut. “Burung pada kerekan 67 memiliki prospek yang luar biasa. Tidak menutup kemungkinan bisa menjadi jawara di lapangan, tinggal menstabilkan dan menggacorkan saja,” jelas Ali.
Totok, juri asal Tulungagung Jawa Timur mengaku hal yang sama. “Andai saja burung pada kerekan 67 mau gacor dan stabil, saya rasa memiliki peluang menjadi juara pertama,” kata Totok. Penganugerahan ini berdasarkan keputusan juri dan koordinator yang telah melalui pertimbangan matang, bahwasanya burung BOB dinilai berdasarkan burung yang memiliki kualitas bagus meski tidak jadi juara pertama.

Moh,Makrus selaku Ketua PPDSI Pusat mengatakan bahwa penganugerahan burung best of the best diberikan kepada burung yang memiliki kualitas bagus meski burung tersebut tidak jadi juara. “Boes Of the Best ini artinya burung harapan dan burung yang belum tentu bisa juara pertama, tapi memiliki kualitas istimewa,” jelas Moh.Makrus.
Masih menurut Makrus, ada kalanya burung tidak mau tampil maksimal atau kurang bunyi, namun memiliki kualitas yang bisa diandalkan. Lebih jelasnya bahwa predikat ini lebih ditekankan pada burung harapan yang memiliki prospek bagus dimasa depan. H.Loekman mengatakan bahwa Mayang Seto saat ini masih berusia 10 bulan.
Prestasinya juga belum begitu maksimal. “Mayang Seto sudah sering saya turunkan di arena lomba, namun kadang mau bunyi, kadang tidak. Mungkin dari faktor rawatan atau usianya yang belum matang,” jelas H.Loekman. Namun dirinya yakin dan berharap agar segera bisa mengorbitkan Mayang Seto pada posisi yang lebih bagus dan kalau bisa stabil terus.