Tidak Hanya Konsultan, Pria ini Sukses Kembangkan Hobi Anggungan di Lombok

Selong Lombok Timur NTB – Seorang warga Selong Lombok Timur NTB meraih untung jutaan rupiah perbulannya sebagai breeder. Bukan Iling Tunggal namanya jika tidak sukses dalam menjalankan bisnis ini.

Bapak Iling Tunggal (50 Tahun) mengusung nama bird farmnya dengan “ITB BIRD FARM”. Beliau mengembangkan burung jenis anggungan, yaitu burung derkuku burung puter pelung dan burung perkutut.

Sejak tahun 1980 beliau memulai hobi ternak burung anggungan dan melakukan cross breeding aneka burung anggungan di Lombok, sembari menyelesaikan studi kuliahnya dan bekerja aktif. Berternak burung anggunggan tahun 1990-1997 di Yogyakarta dan mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh PPDSI yang terbentuk tahun 1996. Kembali ke Lombok mendirikan PPDSI Pengda NTB tahun 1998-2005 dan aktif berternak derkuku. Pada tahun 2015-2016 berhenti berternak karena khasus menyebaran wabah flu burung, dan akhirnya pada tahun 2016 sampai sekarang beliau kembali aktif berternak secara profesional.

“Untuk masalah modal, pertama tahun 1980 saya mengeluarkan uang sebesar 5000, pada tahun itu uang 5000 masih tergolong banyak. Kedua tahun 1990 modalnya sebesar 1 juta dan yang terakhir pada tahun 2016 kembali mengeluarkan uang untuk modal sebesar 50 juta”, terangnya

Tidak hanya sebagai breeder tetapi beliau juga sebagai konsultan dan pengusaha wisata. Dibelakang kesuksesan beliau ada anak-anaknya yang selalu mendukungnya semangat mengembangkan burung anggungan ini.

ITB bird farm setiap bulannya rata-rata bisa mengasilkan 10 juta, karna memang yang berkunjung di ITB bird farm bukan hanya kelas pemula tapi juga rata-rata ekonomi kelas atas. Dan tidak juga dari sekitar Lombok tetapi dari Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Banyuwangi, Palangkaraya, Makasar, Bali dan Sumbawa.

Di ITB bird farm satu ekor burung diharga 500.000 sampai 25 juta, tergolong cukup tinggi. Untuk masalah indukan kata beliau “Variatif” tapi untuk kualitas anakan berbeda-beda, ada yang 10% istimewa, yang baik ada 20%, yang cukup ada 40%, dan yang kurang baik ada 30%

Kandang favorit di ITB itu 2, 3, 4, 8, dan 9. Selain kandang favorit beliau juga menunjukan kami burung andalan di ITB yaitu,

– TRAH YNT

– B2W

– TIDAR

– LMS

– SALSABILA BF

Penghargaan yang sudah didapat Bapak Iling, antara lain

– Juara V yunior piala Raja tahun 2016

– Juara I senior LDNTB tahun 2016

– Juara V senior LDB Bali tahun 2017

– Juara l Yunior

– Juara Vl dan Juara Vlll Senior

– Juara IV senior LD NTB tahun 2018

– JUARA II,III,V,VII Senior

– Juara IV yunior dan Juara I pemula LD NTB 2019 IV putaran Juara VIII LDI Bali 2019

Saat pandemi seperti ini beliau menggunakan sistem online untuk memperjualkan burungnya dan saat transaksi jual beli juga sesuai dengan protokol-protokol yang sudah di anjurkan pemerintah.

“Dampak pandemi covid 19 yang sangat signifikan tentunya besar sekali, dengan tidak terselenggaranya lomba sebagai ajang pengujian kualitas hasil ternak, sosialisasi, promosi, multiplayer effect terhadap laju transaksi sebagai omzet peternak, pengrajin sangkar, dll juga menurun drastis. Tetapi saya cukup bersyukur karna saat pandemi masih tetap bisa menjalankan breeding bird farm tidak saat wabah flu burung dulu”, imbuhnya

Suka duka dalam breeding juga tidak ketinggalan kata beliau, sukanya banyak sahabat dalam dunia hobi sampai lintas negara seperti saudara bersilaturohmi, Ilmu breeding semakin banyak tetapi dukanya saat sulit membina peternak yang cepat merasa puas dan sok pinter sehingga mereka malas belajar beternak.

Harapan kedepan dari beliau untuk para penghobi atau perternak supaya harus lebih profesional terutama dalam administrasi, register dokumen pendukung hasil peternakan dan aktif melakukan analisis dan quality control breeding, sehingga mampu mencetak burung anggungan yang berdaya saing tinggi dalam setiap konkurs di ASIA dan jangan lupa untuk terus melakukan cross breeding, mengikuti lomba dan aktif dalam komunitas.